Posted by mcondrolukito blog
Liputan6.com, Vermont : Untuk mengecek Tuberkulosis (TB), pasien tak perlu menunggu lama-lama untuk mendapatkan hasilnya. Dengan tes napas yang sederhana, infeksi TB bisa terdiagnosa hanya dalam hitungan menit bukan mingguan.Ini hasil dari temuan para peneliti dengan mengidentifikasi 'sidik jari' dari berbagai jenis strain bakteri dengan menguji napas tikus. Dan teknik ini juga bisa digunakan pada manusia sehingga diagnosa infeksi paru-paru pada manusia dari hari dan minggu menjadi menit.Dr Jane Hill, salah satu ilmuwan Amerika Serikat dari University of Vermont mengatakan, metode tradisional yang digunakan untuk mendiagnosa infeksi paru-paru membutuhkan sampel yang kemudian digunakan untuk menumbuhkan bakteri."Koloni terisolasi dari bakteri ini kemudian diuji biokimia untuk mengklasifikasikan dan untuk melihat bagaimana ketahannannya dengan antibiotik," kata Hill seperti dikutip Dailymail, Sabtu (12/1/2013).Peneliti menganalisi senyawa organis volatil (VOC) yang dilepaskan dua bakteri yang umum menginfeksi paru-paru, Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus.Tikus yang terinfeksi bakteri diambil sampel napasnya setelah 24 jam.Hasil penelitian itu dipublikasikan dalam jurnal Breath Research, yang menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik antara profil napas tikus yang terinfeksi dan tidak terinfeksi.Tes ini tidak hanya bisa memberitahukan spesies bakteri, tapi juga mengidentifikasi dua strain yang berbeda dari salah satu bakteri."Saya menduga kita juga dapat membedakan infeksi bakteri, viral, dan fungal di paru-paru," tambah Hill."Keseluruhan proses ini bisa memerlukan beberapa hari untuk bakteri dan bahkan mingguan untuk agen penyebab TBC," tambahnya."Analisa napas akan mengurangi waktu diagnosa dalam beberapa menit saja".Tuberkulosis merupakan infeksi bakteri yang disebarkan dengan menghirup tetesan air liur, ketika orang yang terinfeksi batuk, berbicara, atau bersin.TB merupakan masalah yang meningkat dan mengkhawatirkan di daerah perkotaan di Inggris. Imigrasi meningkat telah melihat lonjakan kasus dalam 20 tahun terakhir.Penyakit ini terutama mempengaruhi paru-paru, tetapi bis berjalan ke bagian lain dari tubuh termasuk otak, ginjal, tulang, dan sendi. Penyakit ini dapat disembuhkan dengan mengonsumsi antibiotik selama enam bulan, namun bisa berkembang menjadi resistan terhadap obat jika tidak teratur mengonsuminya. Meninggalkan pengobatan bisa berakibat fatal.Gejala TB meliputi batuk terus-menerus yang berlangsung lebih dari 3 minggu dan akan semakin memburuk, penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan, demam, keringat di malam hari, nyeri di dada, kelelahan, dan kehilangan nafsu makan.Namun, banyak juga orang yang terinfeksi tidak mengalami gejalanya meski bakteri ada di dalam tubuh. (MEL/IGW)
Sumber: http://health.liputan6.com/read/485575/diagnosa-tb-cukup-dalam-hitungan-menit-bukan-minggu
Posted by mcondrolukito blog
Liputan6.com, Jakarta : Kadang kita menganggap kalau peralatan di rumah masih bersih. Padahal barang-barang tertentu di rumah ada masanya untuk diganti. Ada banyak bakteri jahat yang perlu dihindari yang datangnya dari peralatan sehari-hari yang biasanya kita gunakan.Beberapa waktu lalu ada penelitian yang menunjukkan kalau orang Inggris malas mengganti seprai. Para peneliti berpendapat kalau sprei yang lama tidak diganti, bisa menyebabkan beberapa masalah kesehatan, seperti asma dan penyakit kulit.Saat ini, Matthew Barbour, seorang ahli bakteria dari Inggris ingin memberi tahu kita agar kita peduli untuk mengetahui kapan Anda harus mengganti peralatan mandi agar terhindar dari bakteri, seperti dilansirThesun, Sabtu (12/1/2013)1. Selimut Cuci selimut setiap enam bulan. Sebuah studi dari University of Worcester mengungkapkan kalau beberapa debu tungau bisa berkembang di dalam selimut. Ditambah sisik kulit manusia, serbuk sari dan noda termasuk cairan tubuh, semua ini mengandung bakteri dan spora jamur.Bakteri ini yang menyebabkan gejala asma dan rhinitis. Pastikan Anda membeli selimut dengan kualitas yang baik agar mudah dicuci.2. BantalCuci setiap tiga bulan atau ganti setiap enam sampai 12 bulan. Setelah enam bulan, 10% dari bantal Anda terdiri dari debu tungau dan keringat. Sebuah penelitian di Rumah Sakit St George, London barat, menunjukkan kalau bantal yang diisi dengan bahan sintetis cenderung memiliki banyak tungau dibandingkan dengan bahan katun. Pastikan Anda membeli bantal yang dapat dicuci pada suhu 60� C berulang-ulang.3. HandukMencuci handuk disarankan setiap seminggu sekali. Handuk yang jarang dicuci, dapat mengakibatkan masalah pada kulit karena bakteri cepat menyebar di handuk."Lebih dari separuh bakteri staphylococcus menempel pada kulit kita,"kata Profesor Sally Bloomfield.4. KasurKasur semestinya diganti atau dicuci setiap 8 hingga 10 tahun. Penelitian menunjukkan kalau kasur mengalami kelembapan pada periode tersebut."Kasur rata-rata memiliki debu tungau lebih dari 10.000 dan ketika digunakan, debu tungau bertambah menjadi dua juta,"Jelas peneliti.5. Sepatu tuaBerjalan dengan sepatu tua membawa risiko cedera dan infeksi jamur. Jadi harus diganti ketika sudah berjalan sekitar 420 km.Trevor Prior, konsultan ahli bedah Podiatric, mengatakan kalau sepatu memiliki umur setelah mereka tidak lagi memberikan dukungan."Hal ini dapat menyebabkan cedera, termasuk masalah pada kaki seperti plantar fasciitis (peradangan jaringan di bawah telapak), nyeri lutut dan masalah punggung bagian bawah."jelasnya.6. Bra OlahragaSetiap tiga bulan, bra olahraga harus diganti. Hindari mencuci bra olahraga dengan menggunakan deterjen dan pelembut kain yang memecah serat Lycra.Alasan bra olahraga ini harus diganti karena payudara terdiri dari jaringan lemak yang membuat payudara aktif bergerak ketika olahraga sehingga kualitas bra olahraga ini hanya efektif selama 3 bulan.7. Pencukur janggut atau kumisAlat pencukur janggut atau kumis harus diganti setelah 3 hari. "Gesekan antara kulit dan silet dapat menyebabkan ruam cukur," kata Harley Street dermatolog Dr Christopher Rowland Payne. Alat cukur juga bisa menyumbat pori yang menyebabkan kulit mati akibat goresan dan iritasi.8. Sikat gigiSikat gigi maksimal 3 bulan harus diganti. Penelitian menunjukkan kalau sikat gigi yang telah digunakan selama lebih dari tiga atau empat bulan kurang efektif untuk menghilangkan plak.Sikat gigi terbukti memiliki 10 juta bakteri, termasuk E.coli, kandida dan streptokokus.Bakteri ini bisa menyebabkan kita terserang penyakit seperti Hepatitis B dan C.9. SisirSisir harus dicuci seminggu sekali dengan sabun dan air hangat. Ganti setiap enam bulan ketika bulu-bulunya rusak.Menurut Food And Drink Federation, folikel rambut setiap 1mm bisa memiliki 50.000 kuman. Studi lainnya menemukan kalau sisir mengandung banyak kuman dibanding wastafel dan toilet.10. Sendok atau sumpit kayuJika Anda senang menggunakan sendok kayu, Anda harus menggantinya setelah 5 tahun.Sendok kayu akan berubah warna menjadi lebih gelap. Jika warna sendok berubah, hal ini menandakan kalau kayu membusuk dan mengandung bakteri."Kayu lebih berpori dari plastik atau logam, sehingga lebih rentan terhadap kuman atau bakteri," menurut John Oxford, Profesor Virology pada Barts dan London Hospital. (FIT/IGW)
Sumber: http://health.liputan6.com/read/484826/ini-waktu-yang-tepat-untuk-ganti-peralatan-harian-anda
Posted by mcondrolukito blog
Liputan6.com, Beijing : Para perokok yang 'senang' meroko di tempat umum, sebaiknya berpikir seribu kali. Rokok yang dihisapnya tak hanya merugikan dirinya sendiri, tapi orang sekitarnya yang menjadi perokok pasif terkena dampaknya. Penelitian terbaru menunjukkan menjadi perokok pasif bisa meningkatkan risiko mengalami demensia parah.Demensia merupakan penurunan fungsional yang disebabkan oleh kelainan yang terjadi pada otak. Orang yang terkena demensia biasanya sering tidak dapat berpikir dengan baik dan berakibat tidak dapat beraktivitas dengan baik. Penderitanya lambat laun kehilangan kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan dan perlahan menjadi emosional, sering kali menjadi tidak terkendali.Penelitian itu menjadi yang pertama kalinya menemukan hubungan antara perokok pasif dan penyakit neurologis.Selama ini perokok pasif selalu dikaitkan dengan risiko mengalami penyakit kardiovaskular dan pernapasan serius, termasuk penyakit jantung koroner dan kanker paru-paru.Namun, belum ada yang menjelaskan dengan pasti kalau perokok pasif juga berisiko mengalami demensia, terutama karena kurangnya penelitian.Dan dengan studi yang dilakukan para ilmuwan dari Anhui Medical Universitydi Cina dan King's College London, hubungan antara demensia dan perokok pasif ditemukan. Para peneliti mempelajari hampir 6.000 orang-orang yang berusia di atas 60 orang dari lima provinsi di Cina.Tim menilai peserta yang mengalami sindrom demensia parah antara tahun 2001 hingga 2003 dan juga pada tahun 2007 dan 2008 yang merupakan perokok pasif.Peneliti menemukan, 10 persen dari kelompok yang mengalami sindrom demensia berat. Ini berhubungan dengan tingkat paparan dan durasi menjadi perokok pasif.Hubungan dengan sindrom demensia itu ditemukan pada orang yang tidak pernah merokok dan yang pada saat ini merokok, serta mantan perokok.Pemimpin studi Dr Ruoling Chen, dari King's College, mengatakan, perokok pasif harus mempertimbangkan faktor penting risiko untuk sindrom demensia berat."Menghindari paparan ETS (lingkungan perokok tembakau), dapat mengurangi risiko sindrom demensia berat," katanya seperti dikutip Dailymail, Jumat (11/1/2013).Cina merupakan konsumen terbesar tembakau di dunia, dengan jumlah perokok sebanyak 350 juta. Sejak 2006, pemerintah Cina telah secara aktif mempromosikan pengenalan lingkungan bebas asap rokok di rumah sakit, sekolah, transportasi umum, dan tempat umum lainnya. Tetapi implementasi belum luas.Data terbaru menunjukkan bahwa prevalensi perokok pasif masih tinggi, dengan lebih dari setengah orang-orang yang ada di lingkungan asap tembakau setiap harinya. Cina juga memiliki jumlah penderita demensia tertinggi di dunia, dengan meningkatnya kasus baru dalam populasi usia."Peningkatan risiko sindrom demensia pada mereka yang terpapar asap rokok pasif, mirip dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner"."Sekarang kita tahu, sekitar 90 persen dari populasi dunia tinggal di negara-negara tanpa area umum bebas rokok"."Seringnya kampanye melawan eksposur tembakau di populasi umum akan membantu menurunkan risiko sindrom demensia berat dan mengurangi epidemi demensia di seluruh dunia".Studi ini diterbitkan pada Occupational and Environmental Medicine.(MEL/IGW)
Sumber: http://health.liputan6.com/read/485020/perokok-pasif-berisiko-besar-terkena-demensia