Selasa, 31 Desember 2013

Waspadai Risiko Penyakit Akibat Makanan Saat Liburan

Posted by mcondrolukito blog

Shutterstock
Ilustrasi merebus makanan
KOMPAS.com - Di tengah semarak pesta dan liburan akhir tahun, seringkali keamanan pangan dinomorduakan. Padahal hal itu seharusnya tetap menjadi prioritas, karena risiko penyakit dari makanan bisa mengintai kapan saja.
"Keamanan pangan selalu penting, apalagi selama liburan, ketika kegiatan memasak biasanya dilakukan untuk orang banyak," ujar ahli gizi dan asisten profesor kedokteran olahraga di Quinnipiac University, Dana Angelo White.
Angelo White menekankan pada pentingnya mencuci tangan sebelum memegang makanan apapun. Ini karena cara tersebut adalah penting untuk menghentikan penyebaran mikroba penyebab penyakit. 

"Menggunakan sabun dengan aroma yang menarik mungkin bisa membuat tamu dan anggota keluarga untuk rajin mencuci tangan," sarannya.
Selain itu, yang penting juga adalah keamanan pangan saat menyiapkan makanan. Berikut kiat yang dia berikan.
1. Waspadai kontaminasi silang.
Gunakan alas potong yang berbeda untuk daging segar dan makanan laut dengan sayuran-sayuran atau buah. Tujuannya adalah untuk menghindari penyebaran mikroba yang berbahaya. Selain itu, penyimpanannya di dalam lemari pendingin juga perlu dipisahkan agar tidak mengontaminasi makanan lain.
2. Perhatikan waktu dan suhu.
Dalam memasak bahan pangan terutama daging dan ayam, waktu dan suhu merupakan hal yang penting. Pasalnya, kedua faktor tersebut adalah penentu penting sudah mati atau tidaknya mikroba pada bahan pangan tersebut. 

Dan setelah dihidangkan, sebaiknya jangan biarkan bahan pangan berada lebih dari dua jam sebelum dihabiskan. Angelo White menegaskan, bahan pangan yang tidak habis sebelum dua jam dan berada di suhu ruang sebaiknya dipindahkan ke lemari pendingin atau dipanaskan kembali.
3. Obati luka iris dan bakar dengan benar.
Saat memasak, risiko luka iris dan bakar tentu ada. Namun dengan penanganan yang benar, hal tersebut tidak akan menimbulkan masalah kesehatan yang berarti. Misalnya ketika darah sulit berhenti pada luka iris, maka pengompresan dengan es mungkin akan membantu. Sementara untuk luka bakar, jangan oleskan mentega atau pasta gigi, sebaliknya cuci di bawah air yang mengalir sesegera mungkin

Larangan Merokok Total Efektif Tekan Jumlah Peroko

AFP
Ilustrasi merokok
KOMPAS.com - Aturan larangan merokok memang tak serta merta dapat menghentikan orang untuk melakukan kebiasaan tersebut. Namun menurut sebuah studi baru, larangan merokok secara total di rumah atau kota dapat meningkatkan kecenderungan perokok untuk mengurangi bahkan menghentikannya.
Wael Al-Delaimy, ketua divisi global health, departemen keluarga dan pencegahan penyakit dari University of California, San Diego, mengatakan, ketika ada larangan merokok secara total lebih mungkin untuk membuat perokok mengurangi bahkan menghentikan kebiasaannya, dibandingkan dengan jika larangan hanya berlaku di sebagian ruangan saja.
"Hal yang sama juga terjadi pada larangan merokok di kota atau wilayah tertentu. Larangan merokok secara total pada rumah atau kota lebih efektif," tambahnya.
Temuan tersebut diperoleh dari survei pada lebih dari 1.700 perokok di California. Larangan merokok secara total pada rumah atau tempat umum berkaitan dengan pengurangan jumlah perokok dibandingkan dengan daerah lain yang hanya memberlakukan larangan secara parsial.
Menurut studi yang dipublikasi dalam jurnal Preventive Medicine tersebut, larangan total di rumah lebih efektif dalam mengurangi jumlah perokok di kalangan wanita dan orang usia lanjut di atas 65 tahun. Sementara larangan merokok secara total pada kota meningkatkan kemungkinan pada pria untuk menghentikan kebiasaan tersebut, namun tidak pada wanita.
Para peneliti juga menemukan, larangan merokok di rumah lebih efektif menghentikan kebiasaan merokok pada rumah tanpa anak-anak. Ini mungkin karena tujuan larangan merokok pada rumah tanpa anak-anak adalah murni untuk menekan kebiasaan merokok, bukan untuk menghindari anak-anak dari paparan asap rokok.
Menurut Al-Delaimy, studi menunjukkan pentingnya larangan merokok pada rumah dan kota.
"California merupakan daerah pertama di dunia yang memberlakukan larangan merokok di tempat umum sejak tahun 1994. Dan hingga kini, dampak positif dari hal itu kita bisa lihat dari semakin banyaknya rumah dan kota yang memberlakukan aturan yang sama," pungkasnya.

Banyak Dibicarakan, Google Kalahkan Apple

Posted by mcondrolukito blog

Dow Jones
Dow Jones
KOMPAS.com — Sepanjang 2013, Apple banyak menarik perhatian lewat rilis produk-produk baru seperti iPhone 5S dan iPad Air. Namun ternyata, perusahaan yang paling banyak "diperbincangkan" tahun ini bukan Apple, melainkan Google.

Hal tersebut diungkapkan oleh infografis bikinan Dow Jones yang dilansir oleh Sydney Morning Herald. Menurut keterangan dari data itu, nama Google disebut sebanyak 123.769 kali oleh media di seluruh dunia pada 2013. Apple menyusul di urutan kedua dengan angka 120.451 kali.

Microsoft yang disebut lebih dari 84.000 kali muncul di urutan ketiga. Setelah itu, barulah terdapat nama sejumlah perusahaan dari industri lain, semacam Citigroup dan Boeing.

Perbincangan mengenai Google di media mencapai puncaknya pada Mei 2013, saat raksasa internet itu menggelar konferensi Google I/O. Sementara itu, Apple paling banyak dibicarakan pada September ketika merilis iPhone 5S dan 5C, serta iOS7.

Adapun Microsoft paling banyak mencuri perhatian pada bulan Juni, waktu Windows 8.1 muncul ke permukaan.

Perlu ditambahkan bahwa data Dow Jones yang diperoleh dari DJX Factiva ini hanya melacak dan membuat arsip dari isi publikasi cetak berbahasa Inggris dari seluruh dunia. Media televisi dan internet tidak masuk dalam hitungan. Data dikumpulkan dari 1 Januari 2013 hingga 1 Desember 2013.