Selasa, 31 Desember 2013

Kantor.OJK.di.Seluruh.Indonesia.Resmi.Beroperasi.

Posted by mcondrolukito blog


Sakina Rakhma Diah Setiawan/ KOMPAS.comSerah terima pengawasan perbankan dari Bank Indonesia kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Selasa (31/12/2013)

JAKARTA, KOMPAS.com - Bersamaan dengan beralihnya fungsi pengaturan dan pengawasan perbankan dari Bank Indonesia (BI) ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), maka kantor-kantor OJK di seluruh Indonesia pun hari ini secara resmi beroperasi.

Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan OJK Nelson Tampubolon mengatakan OJK hari ini secara resmi mengoperasikan tak kurang dari 35 kantor OJK di seluruh Indonesia. Kantor-kantor tersebut terdiri dari 6 kantor regional dan 29 kantor cabang.

"Kantor-kantor kami di daerah pagi ini sudah beroperasi penuh. Selama sepekan terakhir sistem melalui jaringan OJK juga sudah bekerja dengan baik," ujar Nelson pada konferensi pers Serah Terima Pengaturan dan Pengawasan Bank dari BI ke OJK di Gedung BI, Jakarta, Selasa (31/12/2013).

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengungkapkan bersamaan dengan mulai beroperasinya 35 kantor OJK di seluruh Indonesia, maka otomatis fungsi, tugas dan wewenang pengaturan dan pengawasan perbankan, perizinan, pemeriksaan, penyidikan dan perlindungan konsumen telah langsung berjalan hingga ke daerah.

"Ke depan, OJK masih berjalan dengan adanya dukungan dari BI terkait aspek sumber daya manusia, teknologi informasi, fasilitas kantor dan lain-lain," kata Muliaman.

Lebih lanjut, ia berharap melalui inisiatif, sinergi antara OJK dan BI dalam konteks pengaturan dan pengawasan perbankan dapat terjalin. Hal ini karena secara mutlak koordinasi kedua lembaga ini mensyaratkan terbangunnya komunikasi dan koordinasi untuk menjamin terjaganya mikro prudential oleh OJK dan makro prudential oleh BI.

"Pada praktiknya sehari-hari, pengawasan di tingkat mikro dan makro banyak bersinggungan dan membutuhkan komunikasi dan koordinasi dengan cepat dan efektif," kata Muliaman.

Kementerian PU Habiskan Rp 79,25 triliun di 2013

Posted by mcondrolukito blog

http://images.detik.com/content/2013/12/31/4/djokir1.jpg
Jakarta -Penyerapan anggaran Kementerian Pekerjaan Umum (PU) hingga tanggal 31 Desember 2013 telah mencapai Rp 79,25 triliun 91,63% dari total pagu anggaran kementerian tahun 2013 senilai Rp 86,49 triliun. Pencapaian ini hanya naik sedikit dari penyerapan tahun 2012 yang sebesar 89%.

“Penyerapan anggaran ini memang kurang signifikan peningkatannya jika dibandingkan tahun kemarin padahal kita juga sudah memulai tender lebih awal pada Oktober 2012,” kata Djoko Kirmanto saat press conference kinerja dan pencapaian 2013 di Kementerian PU Jakarta, Selasa (31/12/2013).

Djoko mengungkapkan kurang tingginya penyerapan anggaran tahun ini dikarenakan adanya tambahan dana APBNP yang cukup besar mendekati akhir tahun 2013. Hal ini berpengaruh pada penyerapan anggaran di kementerian yang kurang maksimal.

“Ini merupakan kesalahan di internal pemerintah,” katanya.

Penyerapan anggaran tersebut digunakan untuk sektor kerja di Kementerian Pekerjaan Umum. Di antaranya Balitbang terserap 95,09% atau senilai Rp 419,07 miliar dari pagu Rp 440,71 miliar, Ditjen Bina Marga terserap 92% dari pagu anggaran Rp 38,99 triliun , Ditjen Cipta Karya terserap Rp 20,51 triliun (93,54%) dari pagu anggaran Rp 21,95 triliun, Ditjen Penataan Ruang pagunya 704,84 miliar (88,82%) dari pagu anggaran Rp 793,68 miliar, BP Konstruksi terserap Rp 282,04 miliar (91,15%) dari pagu anggaran Rp 309,42 

Bagaimana Nasib Rupiah di 2014? Ini Jawaban Chatib dan Agus Marto

Posted by mcondrolukito blog

http://images.detik.com/content/2013/12/31/6/152229_dollargilasrupiahrachman5.jpg
Jakarta -Pemerintah optimistis nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan kembali menguat di 2014. Namun penguatannya rupiah ini tidak akan mengembalikan dolar hingga ke posisi Rp 9.600/US$.

Menurut Menteri Keuangan Chatib Basri, penguatan rupiah itu bisa terjadi asalkan neraca perdagagan konsisten untuk surplus setiap bulannya.

"Kalau angka trade surplus terus mulai konsisten, mudah-mudahan bisa memberikan sentimen positif," ungkap Chatib saat ditemui di Gedung Bank Indonesia (BI), Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Selasa (31/12/2013)

Dalam beberapa bulan terakhir menurut Chatib neraca perdagangan sudah tercatat surplus. Penyebabnya penurunan impor minyak akibat berkurangnya konsumsi di dalam negeri.

"Saya kira angkanya sudah mulai baik jadi trade surplusnya harus baik lagi," sebutnya.

Faktor pendukung penguatan rupiah, menurut Chatib, adalah kepastian dari penarikan stimulus oleh Bank Sentral AS The Fed. Sejauh ini pasar sudah memahami dengan baik, sehingga tidak ada kepanikan berlebihan.

"Mudah-mudahan begitu, rupiah menguat. Karena tapering off-nya sudah di-price in," kata Chatib.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur BI Agus Martowardojo menilai rupiah akan selalu disesuaikan dengan fundamental ekonomi. Perekonomian yang mulai membaik, menurut Chatib, dapat memberi dorongan supaya rupiah menguat.

"Saya cuma bisa katakan secara umum beberapa indikator perekonomian Indonesia menunjukan kondisi yang lebih baik. Ini disambut baik karena satu tahun terakhir, perhatian kita terfokus pada defisit perdagangan, dan transaksi berjalan. Ini ada kondisi yang baik sekarang, inflasi dan akan membuat nilai tukar lebih baik dibandingkan kondisi 3 bulan terakhir," papar Agus