Senin, 25 Februari 2013

Terapi Racun Lebah untuk Obati Nyeri Punggung

Posted by mcondrolukito blog


Terapi Racun Lebah untuk Obati Nyeri Punggung
Liputan6.com, Sakit punggung atau nyeri punggung bukan masalah yang hanya dialami orangtua atau setengah baya. Saat ini, hampir semua usia dan jenis kelamin mengeluh mengalami masalah di punggungnya. Tapi, terapi racun lebah bisa dipilih untuk mengobatinya.

Banyaknya penderita punggung bisa karena gaya hidup yang bermasalah seperti berjam-jam kerja, membawa beban berat, atau mengenakan sepatu yang tepat.

Namun, apapun alasannya, Anda tak bisa mengabaikan rasa sakit itu hingga semakin parah. Pengobatan yang tepat diperlukan untuk menghindari masalah yang serius. Berbagai terapi diciptakan untuk mengurangi nyeri punggung. Menurut penelitian di Inggris, racun lebah bisa membunuh rasa nyeri di punggung dengan mengurangi peradangan.

Racun lebah merupakan pengobatan yang sudah sangat tua. Pada zaman kuno digunakan untuk mengobati beberapa jenis penyakit. Perlakuan yang sama bisa digunakan untuk pengobatan modern karena manfaatnya yang sangat besar seperti dikutip Healthmeup, Minggu (24/2/2013).

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan penelitian di University of Exeter, racun lebah mengandung senyawa yang bisa mengurangi nyeri sendi. Pada saat yang sama, sebuah penelitian yang dilakukan University of North Carolina, menunjukkan pengaruh yang signifikan dari racun lebah di punggung dan sakit di kaki.

Para peneliti memperhatikan, racun lebah bisa mengurangi rasa sakit hingga dua per tiga. Untuk mengetahui efek racun lebah terhadap rasa sakit, penelitian baru dilakukan untuk membandingkan racun lebah dengan suntikan air garam untuk mengobati nyeri punggung di bawah. Selain itu, racun lebah yang dikeringkan berubah menjadi gel dan disuntikkan di 10 titik akupunktur tradisional di punggung bagian bawah.

Menurut juru bicara dari amal Arthritis Research UK, ada banyak bukti kalau racun lebah bisa digunakan untuk mengobati arthritis inflamasi. "Dan juga mengurangi rasa sakit yang terkait dengan arthritis."(Mel/Igw)

Sumber: http://health.liputan6.com/read/520548/terapi-racun-lebah-untuk-obati-nyeri-punggung

Sabtu, 23 Februari 2013

Tips Atasi Keringat yang Berlebihan

Posted by mcondrolukito blog


Tips Atasi Keringat yang Berlebihan
Liputan6.com, New York : Seseorang yang keringatnya berlebihan bisa merasa malu dan tak nyaman. Biasanya, orang yang kelebihan keringat bisa banjir bukan hanya karena cuaca. Sebenarnya, ada beberapa cara untuk mengatasinya salah satunya dengan botox.

Seorang pria berusia 34 tahun, Nick, keringatnya berlebihan sepanjang waktu. Bahkan ketika di luar tidak panas, ia juga berkeringat."Ini memalukan dan deodoran tampaknya tidak bekerja," ujar Nick seperti dikutip dari Foxnews, Rabu (20/2/2013).

Menurut Dr. Manny Alvarez, Profesor Obstetrics and Gynecology di New York University School of Medicine, menjelaskan, apa yang dialami Nick merupakan kondisi hiperhidrosis. Sudah banyak orang yang mengalaminya. Tapi kondisi ini bisa diobati dengan bebera cara di bawah ini.
  1. Antiperspirant yang mengandung aluminium klorida.
  2. Obat-obatan oral dan topikal
  3. Ionophoresis, yang merupakan prosedur yang memberikan arus listrik yang rendah ke daerah berkeringat sementara pasien direndam dalam air.
  4. Suntikan botox untuk melumpuhkan kelenjar keringat.
  5. Operasi untuk mengangkat kelenjar keringat pada kasus yang parah.
Dr Nany mengatakan, sebelum memilih salah satu pengobatan sebaiknya dibicarakan dulu ke dokter agar memilih dengan tepat berdasarkan riwayat medis.(Mel/Igw)

Sumber: http://health.liputan6.com/read/517021/tips-atasi-keringat-yang-berlebihan

Jumat, 22 Februari 2013

Berhenti Merokok Tidak Harus Menunggu Sampai Usia 40 Tahun

Posted by mcondrolukito blog


Berhenti Merokok Tidak Harus Menunggu Sampai Usia 40 Tahun
Stop Merokok
Liputan6.com, Washington : Banyak pria yang menargetkan berhenti merokok pada usia 40 tahun. Padahal, niatan untuk stop merokok tak perlu menunggu hingga memasuki usia tertentu. Soalnya, ancaman kematian akibat rokok bisa muncul di setiap waktu.

Sebuah penelitian mengungkapkan, orang yang berhenti merokok pada usia 44 tahun cenderung hidup sepanjang orang yang tak pernah merokok. Namun, bukan berarti perokok harus menunggu berhenti ketika masuk usia 40 tahunan.

Peneliti dari University of Toronto menganalisa kesehatan dan catatan perokok yang dikumpulkan lebih dari 200 ribu orang Amerika. Kemudian dibandingkan rentang hidup peroko dengan nonperokok. Salah satu temuan penelitian itu bisa ditebak, orang yang tidak merokok mempunyai kehidupan satu dekade lebih lama, dibandingkan yang perokok seumur hidup.

Tapi, bagi perokok yang berhenti, bahkan di usia yang menengah, hasil penelitian cukup menggembirakan. Pria dan wanita perokok sebelum berusia 44 tahun meninggal hanya satu tahun sebelumnya dibandingkan yang tidak merokok. 

Kabar baik lainnya, perokok yang berhenti pada usia 54 tahun cenderung meninggal empat tahun lebih dahulu. Ini jauh lebih baik dibandingkan 10 tahun hilang diantara perokok seumur hidup.

Seperti dikutip TodayHealth, Jumat (22/2/2013), jangan berpikir Anda aman merokok hingga berusia 40 tahunan. Dr Prabhat Jha, seorang profesor Kesehatan Masyarakat di University of Toronto mengatakan, pria yang berhenti rokok pada usia 40 tahun, 20 persen cenderung meninggal pada tahun tertentu dibandingkan yang tak merokok.

Kenapa? Peningkatan risiko untuk penyakit jantung, kanker, stroke, dan selusin penyakit yang mengancam jiwa dikaitkan dengan rokok.(Mel/Igw)

Sumber: http://health.liputan6.com/read/519429/berhenti-merokok-tidak-harus-menunggu-sampai-usia-40-tahun