Jumat, 22 Maret 2013

Nikotin Rajanya Zat Adiktif, Kalahkan Heroin dan Morfin

Posted by mcondrolukito blog


Nikotin Rajanya Zat Adiktif, Kalahkan Heroin dan Morfin
Liputan6.com, Aktivis Komisi Nasional Pengendalian Tembakau Komnas Tembakau dr Hakim Sorimuda Pohan menyatakan, nikotin merupakan "raja" di antara zat adiktif lainnya seperti kopi, ganja, alkohol, heroin dan morfin.
"Dari banyak zat adiktif yang paling ringan adalah kopi, kemudian mariyuana, alkohol, heroin dan morfin. Tapi karena rokok yang mengandung nikotin, seseorang bisa terjebak dengan zat adiktif lainnya," kata Hakim Sorimuda Pohan di Jakarta seperti dikutip Antara, Rabu (20/03/2013).
Mantan anggota Komisi IX DPR itu mengatakan zat adiktif adalah zat yang menimbulkan ketergantungan atau kecanduan. Bila sudah kecanduan, kepenggunaan zat adiktif itu akan menyebabkan seseorang uring-uringan atau sakau.
Hal yang sama terjadi pada pecandu kopi. Sehari saja dia tidak meminum kopi yang mengandung kafein, maka pecandu kopi itu akan uring-uringan atau sakau dalam skala ringan. Semakin tinggi tingkatan zat adiktifnya, maka tingkat sakau dan uring-uringannya juga semakin tinggi.

"Masalahnya, perokok sering merasa tindak lengkap kalau tidak merokok dengan ditemani kopi. Kalau sudah begitu, maka kecanduannya semakin banyak," tuturnya.

Dari kecanduan merokok pula, seseorang bisa mengenal ganja, kemudian mengonsumsi alkohol, heroin dan morfin. Namun, orang seringkali lupa bahwa rokok adalah candu yang paling kuat.
Hakim mengatakan, salah satu alasan orang untuk merokok adalah untuk mendapatkan inspirasi. Menurut dia, hal itu sama sekali tidak benar karena rokok mengandung 6.000 bahan kimia dan 63 diantaranya adalah zat karsinogenik yang mengakibatkan kanker.
"Perokok merasa mendapat inspirasi setelah merokok karena dia sakau saat tidak merokok. Karena sakau itu dia merasa tidak bisa berkonsentrasi apalagi mendapatkan inspirasi. Sakau itu sebenarnya yang mengganggu munculnya inspirasi," katanya. (Abd/Abd)

Sumber: http://health.liputan6.com/read/540400/nikotin-rajanya-zat-adiktif-kalahkan-heroin-dan-morfin

Kamis, 21 Maret 2013

Kopi dan Teh Hijau Kurangi Risiko Stroke

Posted by mcondrolukito blog


Kopi dan Teh Hijau Kurangi Risiko Stroke
Liputan6.com, New York : Teh hijau dan kopi bisa membantu mengurangi risiko terkena stroke terutama jika kedua jenis minuman itu dikonsumsi secara teratur dengan takaran tertentu.

Demikian hasil penelitian yang disiarkan di Jurnal Asosiasi Jantung Amerika, Sabtu (16/3/2013) menyebutkan.

"Ini merupakan penelitian berskala besar pertama yang memelajari pengaruh gabungan antara teh hijau dan kopi pada risiko stroke," kata Yoshihiro Kokubo, kepala tim peneliti pada Pusat Kardiovaskular dan Saraf Nasional, Jepang .

"Anda bisa membuat sedikit perubahan gaya hidup dengan memasukkan teh hijau sebagai minuman sehari-hari guna mengurangi risiko stroke."

Para peneliti menganalisa kebiasaan minum teh hijau dan kopi pada 83.269 orang dewasa di Jepang dan memantau mereka sedikitnya selama 13 tahun. Mereka menemukan bahwa semakin banyak orang-orang itu minum teh hijau atau kopi, maka makin rendah risiko terserang stroke.

Orang yang minum sedikitnya secangkir kopi dalam sehari, memiliki risiko terkena stroke 20 persen lebih rendah dibanding mereka yang jarang minum. Yang minum sedikitnya dua-tiga cangkir teh hijau dalam sehari 14 persen lebih rendah risikonya terkena serangan stroke dan orang-orang yang minum sedikitnya empat cangkir mengalami 20 persen lebih rendah terkena stroke dibanding mereka yang jarang minum.

Mereka yang sedikitnya minum dua cangkir kopi atau dua cangkir teh hijau dalam sehari mengurangi 32 persen risiko terkena perdarahan di dalam otak dibandingkan mereka yang jarang minum kedua jenis minuman tersebut.

Perdarahan di dalam otak terjadi ketika pembuluh darah di dalam otak meledak sehingga menyebabkan perdarahan di dalam otak, dan 13 persen serangan stroke terjadi akibat perdarahan tersebut.

Peserta yang dipantau dalam penelitian ini berusia antara 45-74 tahun, dengan gender yang hampir sama, juga bebas dari penyakit kanker dan jantung.

Selama 13 tahun masa pemantauan, peneliti mengulas catatan kesehatan peserta yang dikeluarkan oleh rumah sakit, maupun catatan penyebab kematian, mengumpulkan data sakit jantung dan stroke.

Temuan tersebut diselaraskan dengan data usia, jenis kelamin, faktor gaya hidup seperti kebiasaan merokok, minum alkohol, berat tubuh, pola makan dan kegiatan olahraga.

Teh dan kopi merupakan minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia setelah air, sehingga diduga hasil penelitian ini akan sama bila diterapkan di Amerika dan negara-negara lain, kata para peneliti.

Belum jelas bagaimana teh hijau bisa memengaruhi risiko stroke. Kandungan katekin di dalam teh mungkin bisa menjadi pelindung, kata mereka.

Katekin mengandung antioksidan, antipembengkanan, meningkatkan kemampuan plasma antioksidan serta pengaruh antitrombogenik. (Abd/Igw)

Sumber: http://health.liputan6.com/read/536272/kopi-dan-teh-hijau-kurangi-risiko-stroke

Kalau Sudah Berusia 30 Tahun Tak Bagus Minum Madu

Posted by mcondrolukito blog


Kalau Sudah Berusia 30 Tahun Tak Bagus Minum Madu
Liputan6.com, Jakarta : Madu dinilai ampuh untuk pengobatan berbagai penyakit. Banyak yang menggantikan gula dengan menggunakan madu. Baik itu di dalam makanan mau pun di dalam minuman. Namun, harus Anda ketahui bahwa orang yang sudah berusia 30 tahun dilarang mengonsumsi madu, karena sangat berbahaya untuk tubuh.

"Untuk yang sudah berusia di atas 30 tahun, jangan konsumsi madu. Berbahaya," jelas dokter spesialis gizi, dr. Samuel Oetoro, Sp. GK, Kamis (21/3/2013)

Memang, di dalam madu ada yang namanya kandungan indeks glisemik. Indeks glikemik berkaitan erat dengan peningkatan jumlah kadar gula darah, yang apabila masuk ke dalam tubuh dalam jumlah yang sangat tinggi maka nantinya akan dapat meningkatkan kadar gula darah. Makanya itu, apabila seseorang yang berusia di atas 30 tahun mengonsumsi madu akan berbahaya untuk tubuhnya.

Begitu pun dengan gula. Jika seseorang keseringan mengonsumsi gula, akan lebih mudah terkena diabetes karena insulinnya lelah dan capai akibat bekerja terus menerus menurunkan gula. Jadi, kalau kita makan gula maka kadar gula akan naik. Kadar gula yang naik harus segera dikirim masuk ke insulin.

Walau pun banyak jenis gula yang mengklaim produknya sehat, itu pun dirasa percuma. Karena pada dasarnya, apa pun jenisnya, gula sangat tidak baik dikonsumsi tubuh, termasuk gula merah dan gula jawa. Karena intinya, gula adalah racum penuaan yang dapat membuat Anda tampak cepat tua

Sumber: http://health.liputan6.com/read/539914/kalau-sudah-berusia-30-tahun-tak-bagus-minum-madu