(Foto: Thinkstock)
Berita Lainnya
Bisa ereksi tetapi tidak merasakan apa-apa adalah siksaan bagi setiap lelaki, khususnya yang sudah aktif berhubungan seks. Kondisi ini bisa saja muncul gara-gara hobi bersepeda, khususnya jika sering menempuh jarak yang sangat jauh.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa saat duduk di sadel sepeda, penis akan menahan sekitar 40 persen berat badan. Bisa dibayangkan betapa besarnya tekanan pada jaringan saraf yang ada di sekitar panggul, maupun di batang kemaluan itu sendiri.
Banyak ahli mengingatkan risiko disfungsi ereksi jika area genital laki-laki terlalu sering dan terlalu lama diberi tekanan saat bersepeda. Namun anjuran ini sering dianggap berlebihan, karena bagaimanapun manfaat bersepeda sangat besar untuk kebugaran dan kesehatan secara umum.
Memang tidak semua laki-laki yang hobi bersepeda akan mengalami disfungsi ereksi, baik yang sifatnya sementara maupun permanen. Namun dampak dari kerusakan saraf bukan cuma impotensi, tetapi juga sensasi kesemutan yang berarti tidak bisa merasakan apa-apa meski tetap bisa ereksi.
"Mengendarai sepeda bisa menyebabkan kesemutan pada penis dan kadang juga berkurangnya kualitas ereksi," tegas Arthur Goldstein, MD, seorang pakar kesehatan dari American Urological Association seperti dikutip dari Allexperts, Jumat (31/8/2012).
Seperti halnya disfungsi ereksi, kesemutan saat kelamaan naik sepeda juga dipicu oleh tekanan pada saraf sensori dan saraf ereksi yang terletak di perineum atau area di antara anus dan buah zakar. Saraf tersebut biasanya rentan terjepit antara sadel dengan tulang panggul.
Untungnya kerusakan saraf yang memicu rasa kesemutan biasanya hanya bersifat sementara, sangat jarang berkembang jadi keluhan permanen. Lamanya waktu pemulihan bervariasi tergantung tignkat kerusakan, namun ada juga yang butuh waktu hingga berbulan-bulan.
"Saya sarankan untuk sesegera mungkin berhenti naik sepeda," saran Dr Goldstein kepada para lelaki jika mulai mengalami kesemutan di daerah kemaluan. Alternatifnya, gunakan sadel khusus yang dibuat untuk mengurangi tekanan di daerah panggul dan kemaluan.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa saat duduk di sadel sepeda, penis akan menahan sekitar 40 persen berat badan. Bisa dibayangkan betapa besarnya tekanan pada jaringan saraf yang ada di sekitar panggul, maupun di batang kemaluan itu sendiri.
Banyak ahli mengingatkan risiko disfungsi ereksi jika area genital laki-laki terlalu sering dan terlalu lama diberi tekanan saat bersepeda. Namun anjuran ini sering dianggap berlebihan, karena bagaimanapun manfaat bersepeda sangat besar untuk kebugaran dan kesehatan secara umum.
Memang tidak semua laki-laki yang hobi bersepeda akan mengalami disfungsi ereksi, baik yang sifatnya sementara maupun permanen. Namun dampak dari kerusakan saraf bukan cuma impotensi, tetapi juga sensasi kesemutan yang berarti tidak bisa merasakan apa-apa meski tetap bisa ereksi.
"Mengendarai sepeda bisa menyebabkan kesemutan pada penis dan kadang juga berkurangnya kualitas ereksi," tegas Arthur Goldstein, MD, seorang pakar kesehatan dari American Urological Association seperti dikutip dari Allexperts, Jumat (31/8/2012).
Seperti halnya disfungsi ereksi, kesemutan saat kelamaan naik sepeda juga dipicu oleh tekanan pada saraf sensori dan saraf ereksi yang terletak di perineum atau area di antara anus dan buah zakar. Saraf tersebut biasanya rentan terjepit antara sadel dengan tulang panggul.
Untungnya kerusakan saraf yang memicu rasa kesemutan biasanya hanya bersifat sementara, sangat jarang berkembang jadi keluhan permanen. Lamanya waktu pemulihan bervariasi tergantung tignkat kerusakan, namun ada juga yang butuh waktu hingga berbulan-bulan.
"Saya sarankan untuk sesegera mungkin berhenti naik sepeda," saran Dr Goldstein kepada para lelaki jika mulai mengalami kesemutan di daerah kemaluan. Alternatifnya, gunakan sadel khusus yang dibuat untuk mengurangi tekanan di daerah panggul dan kemaluan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar