Posted by mcondrolukito blog
Liputan6.com, Jakarta : Pada diri manusia, ada banyak bakteri yang sangat penting untuk kesehatan manusia. Dan melalui menyusui, bayi bisa kontak dengan mikroorganisme yang menguntungkan di tubuhnya. Para ilmuwan telah menemukan Air Susu Ibu (ASI) mengandung lebih banyak spesies bakteri dibanding yang diharapkan, ada sekitar 700 varietas.Peneliti mengatakan, peran pasti bakteri ini memang belum jelas, tapi keanekaragaman mikroba bisa membantu bayi mencerna susu atau memberikan dorongan bagi sistem kekebalan tubuh. Dan penyelidikan selanjutnya bisa mengarah pada strategi nutrisi untuk bayi yang tidak bisa menyusui.Untuk penelitian tersebut, para peneliti mengkaji kolostrum yang merupakan sekresi pertama dari kelenjar susu setelah kelahiran, dan ASI dari pertama kali hingga enam bulan usai kelahiran. Sampel yang terakhir mengandung bakteri yang biasanya ditemukan di mulut seperti seperti Veillonella, Leptotrichia dan Prevotella."Kami belum dapat menentukan apakah bakteri ini menetap di mulut bayi atau bakteri oral yang disusui ke bayi masuk ke dalam ASI dan mengubah komposisinya," kata Peneliti Maria Carmen Collado dari Institute of Agrochemistry and Food Technology dan Alex Mira of the Higher Public Health Research Center, di Spanyol, seperti dikutip LiveScience, Ahad (6/1/2013).Pada penelitian itu juga ditemukan, ASI pada ibu yang obesitas dan ibu yang menjalani operasi caesar terencana mempunyai keragaman dari spesies bakteri. (Ibu yang memiliki caesar tak terencana memiliki komposisi ASI yang sangat mirip dengan ibu yang melahirkan melalui vagina).Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam Jurnal American Journal of Clinical Nutrition.(MEL/IGW)
Sumber: http://health.liputan6.com/read/481213/asi-mengandung-700-lebih-spesies-bakteri
Posted by mcondrolukito blog
Liputan6.com, Spanyol : Penelitian di Spanyol baru-baru ini menunjukkan kalau wanita yang berjalan setiap tiga jam setiap minggu, kecil kemungkinannya menderita stroke dibandingkan dengan wanita yang jarang berjalan kaki dan tidak berjalan sama sekali."Pesan untuk masyarakat umum tetap sama, berjalan sambil rekreasi adalah pilihan yang baik untuk kesehatan Anda," kata Jos� Mar�a Huerta dari Murcia Regional Health Authority di Spanyol.Tapi penelitian ini tidak bisa membuktikan kalau berjalan teratur bisa menyebabkan stroke dan sedikit memberikan kontribusi sebagai bukti hubungan antara latihan dan risiko terhadap penyakit tertentu.Wanita yang berjalan cepat selama 210 menit atau lebih dalam seminggu, memiliki risiko stroke lebih kecil juga dibandingkan dengan wanita yang senang bersepeda dan latihan lainnya dalam waktu singkat, seperti dilansir Reuters, Sabtu (5/1/2013).Seluruh peserta pria dan wanita yang berjumlah 33.000 orang ini menjawab kuesioner aktivitas fisik. Untuk penelitiannya, Huerta dan timnya membagi peserta berdasarkan gender, jenis latihan dan total waktu yang dihabiskan berolahraga setiap minggu.Para penulis menerbitkan hasil temuannya di Jurnal Stroke yang diperiksa setiap peserta secara berkala untuk merekan gejala stroke yang mereka alami. Penelitian ini berlangsung selama 12 tahun dengan total 442 orang yang menderita stroke."Penurunan risiko stroke sekitar 43 persen ini dilakukan oleh wanita yang sering berjalan," kata Huerta."Saat ini kami belum memiliki penelitian yang jelas terhadap kemungkinan pria yang memiliki kondisi fisik yang baik dengan stroke," jelasnya.Studi ini bergantung pada banyaknya pengukuran subjektif, seperti memori peserta dari rutinitas latihan."Saya tidak bisa membuat hasil yang banyak karena populasi mereka yang spesifik, kata Dr Wilson Cueva dari University of Chicago di Illinois.Setiap tahun di Amerika Serikat, sekitar 795.000 orang menderita stroke, menurut American Heart Association. Dengan kata lain, satu orang Amerika berpotensi memiliki stroke setiap 40 detik dan meninggal setiap empat menit.Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa kasus stroke akan meningkat dengan populasi global yang terus tumbuh.Pedoman yang ditetapkan oleh WHO dan US Centers for Disease Control and Preventionmerekomendasikan setidaknya setiap orang berjalan selama 150 menit atau setengah jam dari dua jam olahraga ringan seperti jalan cepat setiap minggu.Cueva mendesak konsumen kesehatan untuk memperhatikan pedoman tersebut saat. "Kita tahu kalau olahraga berhubungan dengan penurunan risiko penyakit stroke dan lainnya."jelasnya. (FIT/IGW)
Sumber: http://health.liputan6.com/read/480508/cegah-kanker-dengan-berjalan-3-jam-setiap-hari
Posted by mcondrolukito blog
Liputan6.com, New York : Selama ini banyak orang berpikir metabolisme tubuh bekerja seperti matematika. Tapi ternyata metabolisme tubuh tidaklah serumit kerja matematika. Konon seperti dilansir Fitbottomedgirls, Jumat (4/1/2013), metabolisme tubuh bekerja seperti matematika. Yakni kalori yang keluar sama dengan penurunan berat badan. Makan lebih banyak berarti menambah berat badan. Sedangkan makan lebih sedikit berarti menurunkan berat badan. Sederhana. Jonathan Bailor, penulis The Science of Smarter Slim, akan berbagi mengenai bagaimana kalori dan cara untuk memecahkannya. Padahal selama ini para ahli memberi fakta yang lebih rumit daripada matematika, tapi ternyata hanya sederhana. Studi ini mengejutkan karena menampilkan Metabolisme Tidak Bekerja Seperti MatematikaBagaimana jika sistem metabolisme bekerja seperti matematika?Contohnya begini dengan menggunakan teknik statistik yang dikenal sebagai "dekomposisi matematika," yang ditemukan dokter Kiyah Duffey dan Barry Popkin di University of North Carolina di Chapel Hill.Menurut dia jumlah kalori yang dikonsumsi per orang per hari meningkat dari 1.803 kalori pada tahun 1977 menjadi 2.374 kalori pada tahun 2006. Itu artinya terjadi peningkatan kalori sebanyak 570 kalori per orang per hari. Jika kita berhenti di sini, Anda bisa bayangkan kami menyimpulkan: "Metabolisme bekerja seperti matematika. Lebih banyak kalori yang masuk dalam tubuh, berarti menambah berat badan. Lalu orang akan treadmill untuk mengeluarkan kalori," kata Duffey.Duffey mencoba melakukan kalori matematika dan melihat bagaimana teori metabolisme berjalan seperti matematika untuk membandingkan apa yang terjadi dengan berat badan orang selama beberapa dekade terakhir.Menurut Dr Duffey dan data Dr Popkin, pada tahun 2006 orang makan 570 kalori lebih banyak dibandingkan tahun 1977. Jadi bisa dikatakan dalam 29 tahun antara 1977 dan 2006, orang masing-masing makan rata-rata 300 kalori lebih banyak dalam satu hari.Lalu 300 kalori dikalikan 365 hari dalam setahun yang sama dengan 109.500 kalori lebih banyak yang orang konsumsi per tahun. Jika dikalikan dengan 29 tahun, maka didapatkan lebih banyak kalori yang dikonsumsi yakni 3.175.500 per orang antara 1977 dan 2006. Hitungan yang super sederhana, dan mungkin itu sebabnya teori matematika metabolisme sangat populer.Menurut teori metabolisme matematika, berat badan bertambah antara tahun 1977 dan 2006 karena lebih banyak kalori masuk. Yang sejauh ini, sudah lebih dari 175.500 kalori lebih banyak per orangnya.Tapi benarkah seperti itu? Hanya satu langkah lagi untuk melihat apakah teori ini bekerja di dunia nyata. Coba kalkulator metabolisme kita dan lihat berapa banyak lemak yang kita miliki antara 1977 dan 2006.Langkah 1: Ada 3.500 kalori dalam satu pon lemak.Langkah 2: Sebanyak 3.175.500 kalori ekstra dibagi dengan 3.500Langkah 3: coba kalkulasikan hasilnya 907 pon lemak atau 412 kg lemak.Jika metabolisme bekerja seperti matematika, maka antara tahun 1977 dan 2006 berat badan orang bertambah 907 pon lemak atau 412 kg lemak.Benarkah seperti itu? Tapi nyatanya selama bertahun-tahun, tidak satupun orang yang menimbang dan melihat angka atas 1.000 pon seperti halnya teori matematika. Kebanyakan orang mungkin hanya bertambah beberapa kilogram tapi tidak sampai ratusan.Pesan yang muncul menurut Jonathan Bailor, metabolisme tubuh tidaklah bekerja seperti matematika.Tapi faktanya orang yang makan lebih banyak dan berolahraga pada akhirnya bisa membantu tubuh secara otomatis menyeimbangkan kalori sehingga tetap langsing."Kita dapat mengontrol berat badan kita, hanya saja ada cara yang kita lakukan. Bersyukur jika kita bisa memiliki tubuh ideal karena berarti asupan kalori yang masuk ke dalam tubuh seimbang dengan kebutuhan tubuh setiap harinya," ungkap Bailor. (FIT/IGW)
Sumber: http://health.liputan6.com/read/479703/metabolisme-tubuh-tidaklah-bekerja-seperti-matematika