Kamis, 31 Januari 2013

Kebiasaan Sehari-hari yang Buruk Buat Kesehatan

Posted by mcondrolukito blog


Kebiasaan Sehari-hari yang Buruk Buat Kesehatan
Liputan6.com, Kita semua mungkin sudah mengetahui kalau merokok, menggigit kuku, dan tidur siang adalah kebiasan buruk yang patut dihindari. Tapi, pernahkah Anda menyadari kalau kebiasaan sehari-hari yang Anda jalani dan berakibat buruk bagi kesehatan? Mungkin Anda tidak pernah sadar, kalau selama ini Anda melakukannya.

Seperti dilansir Times of India, Rabu (30/1/2013) ada beberapa kebiasaan sehari-hari yang buruk bagi kesehatan Anda.

1. Berbohong

Banyak orang mengatakan apabila seseorang melakukan kebohongan untuk hal yang benar wajar adanya. Namun, inilah yang patut Anda ketahui.

Sebuah studi mengatakan bahwa semua jenis kebohongan, termasuk kebohongan kecil/kebohongan putih, buruk untuk kesehatan mental Anda. Ketika Anda berbohong, Anda akan menghasilkan perasaan stres yang buruk bagi Anda.

Biasanya orang yang berbohong mengalami gangguan tidur. Ketika Anda kurang tidur, Anda akan menderita sakit kepala, sakit tenggorokkan dan bahkan kecemasan.

2. Mengabaikan jam istirahat

Tidak peduli seberapa sibukanya Anda, jangan pernah sesekali melewatkan istirahat untuk makan siang. Dan, kesalahan fatal terjadi apabila Anda memutuskan untuk memilih makan siang di atas meja kerja Anda.

Kehilangan jam istirahat buruk bagi Anda dan dapat meningkatkan stres pada Anda. Makan terburu-buru juga dapat mengganggu Anda dan akan menghasilkan makan yang berlebihan yang akan membuat naiknya berat badan Anda.

Aktif secara fisik juga berisiko kemungkinan terkena bakteri berbahaya. Studi mengatakan bahwa tempat di mana Anda duduk ketika Anda bekerja, mengandung hampir 400 lebih kuman lebih banyak dari pada dudukan di dalam toilet.

3. Rajin mengerjakan pekerjaan rumah

Banyak orang yang merasa bersalah ketika ia melewatkan waktu untuk membersihkan rumahnya. Mulai sekarang, Anda tidak usah risau akan hal itu.

Penelitian menunjukkan bahwa menunda pekerjaan rumah tangga benar-benar dapat memberikan kesehatan pada Anda.

Ketika Anda melakukan pekerjaan rumah tangga setelah seharian bekerja di tempat kerja, mencegah kadar kortisol, hormon stress, dan menurunkan serta mengurangi pemulihan dari rasa stres.

Lakukan secara bergilir untuk urusan pekerjaan rumah tangga sehingga Anda tidak menjatuhkan kondisi Anda sendiri. Ambillah waktu untuk bersantai sejenak

4. Teratur menggunakan ATM

Menarik uang dari mesin ATM adalah kebiasaan umum yang dilakukan oleh banyak orang. 

Para ahli mengatakan tombol-tombol pada mesin ATM memiliki tipe yang sama dari bakteri yang ditemukan di kamar kecil umum. Pastikan bahwa Anda menggunakan tangan sesteril mungkin atau mencuci tangan setelah mengambil uang itu.

5. Menghindar berkumpul bersama teman

Banyak orang yang menghindar untuk berkumpul bersama teman karena ingin menikmati waktu seorang diri.

Menghabiskan banyak waktu pada diri sendiri ternyata sangat buruk bagi kesehatan Anda.

Para ahli mengatakan bahwa memiliki ikatan sosial yang kuat baik untuk kesehatan otak Anda, mengurangi perasaan depresi, menurunkan tingkat stres dan juga mendorong Anda untuk tetap menjaga kesehatan Anda. (Adt/Igw)

Sumber: http://health.liputan6.com/read/499727/kebiasaan-sehari-hari-yang-buruk-buat-kesehatan

Rabu, 30 Januari 2013

Iklan Rokok Cuci Otak Anak Merokok Itu Keren

Posted by mcondrolukito blog


Iklan Rokok Cuci Otak Anak Merokok Itu Keren
Liputan6.com, Jakarta : Tingginya akses iklan rokok pada kelompok usia anak-anak dan remaja membentuk persepsi yang salah pada anak-anak. Promosi rokok itu menargetkan ke anak bahwa merokok itu keren dan hebat.

Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menyayangkan minimnya perlindungan terhadap anak dari segala bentuk strategi iklan, promosi, dan sponsorship dari industri rokok di dalam Peraturan Pemerintah No 109/2012. 

Menurut data survei yang dilakukan Komnas PA, sebanyak 99 persen remaja Indonesia pernah melihat iklan rokok di televisi. Sebanyak 8,7 persen remaja Indonesia pernah melihat iklan outdoor dan 81 persen remaja Indonesia pernah menghadiri acara yang disponsori oleh perusahaan rokok.

Demikian disampaikan Ketua Umum Komnas PA Arist Merdeka Sirait di Kantor Komnas PA, Jakarta Timur, Rabu (30/1/2013).

Arist mengatakan, ketika industri rokok beriklan, berpromosi, dan memberikan sponsor untuk beragam acara olahraga dan musik, maka produsen itu sesungguhnya menargetkan supaya anak-anak menganggap merokok itu keren dan hebat. 

Dan anak-anak remaja tak sadar kalau bentuk iklan itu membuatnya tergoda mengonsumsi rokok tanpa mengetahui dengan jelas dampak yang ditimbulkan.

Hal senada juga disampaikan Psikolog dan Pakar Hipnoterapis Klinis, Liza Marielly Djapri. Menurutnya, anak-anak seperti kertas putih. Anak-anak tidak tahu apa rasanya rokok dan dampak yang berkaitan dengan rokok. Tapi begitu melihat orangtuanya yang awalnya stres kemudian tertawa-tawa, anak-anak akan berasumsi kalau merokok baik-baik saja.

"Anak-anak memiliki alam pikiran bawah sadar, dapat merekam apa yang dilihat dan dirasa oleh anak-anak tersebut. Misalnya saja waktu kamu beli CD album dan diputar terus menerus. Pada akhirnya kita akan hapal, tanpa melihat teks," katanya. (Mel/Igw)

Sumber: http://health.liputan6.com/read/499961/iklan-rokok-cuci-otak-anak-merokok-itu-keren

Senin, 28 Januari 2013

Makan Wortel Yuk! Biar Nggak Kena Diabetes

Posted by mcondrolukito blog


Makan Wortel Yuk! Biar Nggak Kena Diabetes
Liputan6.com, Jakarta : Beta karoten yang banyak ditemukan pada sayuran berwarna merah-oranye seperti wortel ini ternyata bisa menurunkan risiko bawaan untuk penyakit diabetes tipe 2.

Menurut Mayo Clinic, beta karoten merupakan senyawa organik dalam karotenoid yang larut dalam senyawa lemak berpigmen yang ditemukan dalam buah-buahan, biji-bijian, minyak alami, dan sayuran. 

Tubuh seseorang mengubah beta karoten menjadi sumber vitamin A yang baik bagi retina pada mata, dan vitamin yang memberikan kekebalan tubuh juga membuat kulit sehat.

Sebenarnya biji kelapa sawit juga mengandung beta karoten yang sangat tinggi bahkan 10 kali lipat dari wortel namun karena adanya proses penjernihan dalam pembuatan minyak maka karotennya jauh berkurang.

Untuk lebih memahami beta karoten, tim peneliti mengamati interaksi antara varian gen dengan risiko yang tinggi pada penyakit diabetes tipe 2.

Peneliti mengungkapkan kalau Diabetes tipe 2 mempengaruhi sekitar 15% dari populasi dunia, dan juga merupakan penyakit yang sering dialami.

Seperti dilansir Worldintnews, Jumat (25/1/2013) penulis studi, Dr Atul Butte yang merupakan profesor pediatri di Stanford University Medical mengatakan kalau pemerintah dalam hal ini regulator kesehatan memperkirakan kalau sepertiga dari semua anak yang lahir di Amerika sejak tahun 2000, akan lahir dengan risiko penyakit diabetes.

"Temuan studi ini memperkirakan pendekatan yang mungkin menentukan apakah beta karoten dan tokoferol gamma merupakan pelindung yang berbahaya atau hanya penanda dalam darah yang memiliki indikasi lain yang berbahaya," katanya.

Dalam kesempatan ini para peneliti mulai tertarik untuk mempelajari protein SLC30A4, semacam gen pada beta karoten dan gamma tokoferol. Ilmuwan juga percaya kalau senyawa tersebut dimuat dalam sel islet dari pankreas yang mengembangkan insulin yang membantu sel-sel dalam memproduksi zat besi (zinc transporter).

Zinc transporter ini juga mempengaruhi penumpukan glukosa dalam darah dan akhirnya mencegah pertumbuhan penyakit diabetes tipe 2.

"Sementara banyak elemen pada risiko genetik untuk diabetes tipe-2 yang benar-benar ditemukan," lanjut Butte.

"Para ilmuwan lebih memilih untuk melanjutkan penelitian mereka dalam bidang ini dan ingin dalam melakukan penelitian tambahan dengan menggunakan tikus di laboratorium yang akan mendapatkan beta karoten dan tokoferol gamma," katanya.

Peneliti percaya kalau penelitian lebih lanjut akan memungkinkan mereka untuk menentukan apakah dua zat tersebut penting dalam mencegah atau mungkin bisa mempercepat pertumbuhan penyakit diabetes tipe 2. 

Selain itu, studi ini juga bisa membantu para ilmuwan memahami bagaimana zat tersebut berdampak pada kinerja protein. (Fit/Mel)

Sumber: http://health.liputan6.com/read/496132/makan-wortel-yuk-biar-nggak-kena-diabetes