Minggu, 12 Februari 2017

De, Selamat Ulang Tahun Yang Ke-20.

Dewi Atriani, nama panggilanmu banyak ya, ada yang memanggil dewi atau dew. Tapi aku lebih suka panggil kamu dengan nama “De” saja. Maaf jika kata-kata ucapannya kurang bagus, aku tak ahli membuat surat apalagi sebuah puisi untukmu. Tapi ketika aku memikirkan untuk menulis surat buatmu, tak terasa air mataku jatuh begitu saja, mungkin karena aku terlalu senang, atau karena alasan lain. Tak terasa sudah 1 tahun lalu berlalu, kemarin kamu masih 19 tahun, dan sekarang kamu sudah 20 tahun. Kamu bukan lagi teen girl, tapi kamu sudah kepala dua De. Umur 20 tahun merupakan proses perubahan dari fase remaja ke dewasa. Semoga di usia 20 tahun, kamu menjadi pribadi yang “bernalar” ya De.

Umur 20 tahun, aku pernah melaluinya. Banyak perubahan pada diriku tentunya yang positif. Yang paling aku rasakan adalah rasa kepedulianku kepada sesama yang meningkat, entah kepada laki-laki atau perempuan. Mungkin sebelum umur 20 tahun, sifatku sangat cuek, tak peduli dengan sekitar, bahkan sangat cuek bebek. Tapi ketika umurku 20 tahun, rasa peduli terhadap siapapun meningkat, tahu cara memperlakukan orang lain dengan baik, tahu cara memarahi orang lain dengan benar apabila dia salah, tak peduli dia laki-laki atau perempuan. Melihat umurmu yang 20 tahun sekarang, aku yakin, akan banyak perubahan pada dirimu. Aku memang belum melihatnya, tapi kamu pasti menjadi pribadi yang lebih baik nantinya.

De, maafkan aku yang belum bisa memperlakukanmu dengan baik ketika kamu sakit, karena yang bisa kulakukan hanyalah berdoa dan memberikanmu bubur ayam supaya kamu mau makan agar kamu lekas sembuh pada waktu itu. Kamu orang yang pertama, yang bisa membuatku takut kehilangan dirimu, dulu ketika aku sudah sama kamu, tapi aku masih menyimpan foto perempuan lain walaupun itu foto teman-temanku, kamu marah, aku salah, tak seharusnya aku melakukan itu. Bahkan sampai saat ini, aku tak pernah menyimpan foto perempuan lagi entah dari BBM atau lainnya walaupun itu foto temanku. Terimakasih telah membuatku tak melakukan hal itu lagi, walaupun aku sudah tak bersamamu lagi sekarang.

Yang terakhir, kamu sekarang sudah 20 tahun, sudah semester 6 juga, mau KKN lagi, aku doakan semoga kamu bisa KKN ditempat yang kamu inginkan, diberi kelancaran selama KKN. KKNlah dengan baik, jangan neko-neko pokoknya, agar dapat nilai A sama sepertiku.
Kamu mungkin akan menyelesaikan kuliah 1 tahun lagi, artinya diumur 21 tahun kamu akan menjadi seorang Sarjana, buat bangga kedua orang tuamu, kakak-kakakmu, dan orang yang memberimu semangat selama kamu mengerjakan skripsi nanti. Semoga kelak kamu menjadi Pengacara atau PPAT yang baik, atau jika kamu ingin melanjutkan studi S2, lakukanlah. Aku berdoa semoga kamu bisa menjadi Dosen yang baik nantinya, amin. Sehat selalu ya De.

Sabtu, 11 Februari 2017

Membahagiakan Kedua Orang Tua

Sebagai anak bungsu, mungkin akulah yang paling dekat dibandingkan kedua kakakku. Setelah aku lulus dari SMK, aku ingin kuliah di UGM, karena kakak keduaku dan bapakku kuliah di UGM. Alhamdulillah impianku tercapai, aku bisa kuliah di UGM. Masuk pada tahun 2011, bertemu teman baru, tempat baru dan beradaptasi dari sekolah ke perkuliahan.

Aku bersyukur sejak tahun pertama kuliah, aku sudah diberikan sepeda motor untuk menunjang kegiatan kuliah. Ketika itu usiaku baru menginjak 18 tahun, masa remaja kata sebagian orang, masa mencari jati diri. Di semester 2, aku semakin banyak teman, ada salah satu temanku, dia baru saja dibelikan motor, dan motornya lebih bagus dari motorku.

Disinilah emosi jiwa remaja muncul, aku bilang ke bapak, pak temanku punya motor baru, aku ingin motor seperti dia, lalu bapakku menjawab, kamu sudah punya motor, itu motor baru satu tahun, masih bagus jadi bersyukurlah. Aku tetap meminta, tapi bapakku bilang, kamu mau motor baru, tapi kamu tidak usah kuliah ya. Disitu aku terdiam seribu bahasa.

Sampai pada umurku yang 20 tahun, aku baru tahu, perjuangan kedua orang tuaku begitu berat, untuk biaya kuliahku, untuk bayar cicilan motor, dan untuk biaya hidupku di Jogja yang begitu besar. Bapak Ibu, maafkanlah anakmu ini yang selalu meminta tanpa bisa memberi. Aku akan membahagiakan kalian dengan mendapatkan gelar Sarjana nanti, amin.

Jumat, 10 Februari 2017

Antara Akademik Dan Cinta

Tahun 2015 lalu, mungkin menjadi hal yang membahagiakan bagiku, mulai dari sidang pendadaran, dinyatakan lulus, wisuda dan bertemu denganmu. Tidak hanya itu saja, bahkan aku diterima kuliah di UGM lagi. Belum terpikirkan tentang cinta waktu itu, yang penting adalah kuliah, tapi setelah bertemu denganmu, pikiranku tentang cinta terbuka kembali.

Akhirnya aku berani menyatakan cinta kepadamu, dan kamu menerimanya, senang sekali perasaanku waktu itu. Kita jadi sering bertemu, makan bareng, bercerita apapun. Bahkan aku pernah ketika lomba catur di Bandung, aku meraih poin sempurna, 7 kali main, 7 poin. Mungkin karena kamu ikut waktu itu, semangatku bertambah jadinya. Terimakasih.

Namun disisi lain, nilai akademikku turun, bahkan setelah itu kamu meminta break, itu ibarat pepatah sudah jatuh tertimpa tangga. Lagi dan akhirnya ku sendiri lagi. Bahkan di semester 6, kuliah semakin padat ada KKN pula, sedikit waktu libur, tidak seperti semester 5. Namun aku harus berusaha, tanpamu aku akan menjadi orang lebih baik dari sebelumnya. Alhamdulillah,

Di semester 6 dan 7, nilai akademikku meningkat, aku bingung, apakah harus tanpamu agar nilaiku meningkat, mungkin juga tidak. Tapi aku yakin, inilah usahaku untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Terimakasih untuk 4 bulannya, untuk roti tawar mesesnya, untuk sepeda boncengannya lalu aku pulang jalan kaki dan untuk air mata yang jatuh. Terimakasih.