Selasa, 14 Februari 2017

Untuk Perempuan Sunda Yang Jauh Disana

Untuk Perempuan Sunda Yang Jauh Disana

Hei, apa kabarmu jauh disana? Tiba-tiba teringat cerita yang pernah kita upayakan. Sudah lama kita tidak bertemu, mungkin Februari 2016 kemarin pertemuan kita yang terakhir. Berarti sudah setahun ini kita jarang berkomunikasi, tidak masalah bagiku, mungkin karena kamu yang sibuk akan pekerjaanmu atau sedang mempersiapkan kuliah S2 di UGM lagi.

Awal kita bertemu adalah di UKM Catur UGM, dia adalah mahasiswa D4 UGM sedangkan aku mahasiswa D3 UGM pada waktu itu. Ketika itu UKM Catur mengadakan makrab di Kaliurang sekitar bulan Desember. Pada malam hari makrab tersebut, kita menampilkan perform dari kelompok yang telah dibagi diawal, dan kelompokku menjadi juara satu.

Di hari terakhir makrab, aku tidak ikut sampai selesai, pagi harinya aku pulang, karena ada UAS AAI pada waktu itu jam 8 pagi. Malam itu kita memang tidak ngobrol, aku hanya memadangmu dari jauh, wah ada juga ya anak UKM Catur yang cantik. Tak pernah terbayangkan untuk bisa dekat denganmu, memandangmu saja sudah membuatku senang.

Kita pernah dekat, sekitar Februari 2013, walaupun tidak lama kira-kira semingguan, karena kamu ada kerja praktek waktu itu, aku masih ingat betul waktu itu kamu ke UKM, bertemu denganku lalu mengobrol dan bercanda. Lalu kamu bilang, mau titip minum? Aku mau ke kopma. Aku bilang iya, tapi ternyata kamu malah membelikanku es krim, terimakasih ya.

Bulan Sepetember 2013, ketika aku sedang mengikuti lomba catur di POLBAN untuk pertama kalinya, kamu pernah menelponku dan bilang, ada kata-kata terakhir tidak untukku, jujur aku bingung, kenapa tiba-tiba kamu menelponku, dan berkata seperti itu. Ternyata itu adalah awal kamu tidak sendiri lagi, kata temanku kamu sudah punya pacar satu daerah pula.

Namun kejadian itu tidak berlangsung lama, kira-kira 2 minggu kemudian, temanku memberi tahuku, bahwa kamu sudah sendiri sekarang. Aku kaget bagaimana bisa, baru 2 minggu jadian, satu daerah lagi sekarang sudah putus saja. Mungkin belum jodoh, dan semangatku kembali lagi untuk berani mendekatimu lagi, setelah lama kita tidak berkomunikasi.

Bulan Agustus 2015 aku lulus dari D3 UGM dan di wisuda. Aku berniat melanjutkan jenjang ke D4 atau S1 agar bisa setara denganmu. Alhamdulillah pada bulan Agustus juga aku di terima di D4 UGM. Senangnya hatiku, bisa kuliah lagi di UGM, bisa setara denganmu dalam hal strata. Lalu kamu menyusulku dengan lulus dari D4 UGM dan di wisuda, Februari 2016.


Ada kata-kata yang ku ingat darimu, aku tidak mau punya pacar, pasti akan aku cuekin dia. Tapi aku maunya punya suami, akan aku mencintai dia dengan sepenuh hati. Lalu aku jawab, aku tidak mau jadi pacar kamu, aku maunya jadi suami kamu. Jodoh tidak ada yang tahu, tapi aku berharap, semoga kamulah jodohku kelak. Terimakasih untuk es krim dan motivasinya.

Minggu, 12 Februari 2017

De, Selamat Ulang Tahun Yang Ke-20.

Dewi Atriani, nama panggilanmu banyak ya, ada yang memanggil dewi atau dew. Tapi aku lebih suka panggil kamu dengan nama “De” saja. Maaf jika kata-kata ucapannya kurang bagus, aku tak ahli membuat surat apalagi sebuah puisi untukmu. Tapi ketika aku memikirkan untuk menulis surat buatmu, tak terasa air mataku jatuh begitu saja, mungkin karena aku terlalu senang, atau karena alasan lain. Tak terasa sudah 1 tahun lalu berlalu, kemarin kamu masih 19 tahun, dan sekarang kamu sudah 20 tahun. Kamu bukan lagi teen girl, tapi kamu sudah kepala dua De. Umur 20 tahun merupakan proses perubahan dari fase remaja ke dewasa. Semoga di usia 20 tahun, kamu menjadi pribadi yang “bernalar” ya De.

Umur 20 tahun, aku pernah melaluinya. Banyak perubahan pada diriku tentunya yang positif. Yang paling aku rasakan adalah rasa kepedulianku kepada sesama yang meningkat, entah kepada laki-laki atau perempuan. Mungkin sebelum umur 20 tahun, sifatku sangat cuek, tak peduli dengan sekitar, bahkan sangat cuek bebek. Tapi ketika umurku 20 tahun, rasa peduli terhadap siapapun meningkat, tahu cara memperlakukan orang lain dengan baik, tahu cara memarahi orang lain dengan benar apabila dia salah, tak peduli dia laki-laki atau perempuan. Melihat umurmu yang 20 tahun sekarang, aku yakin, akan banyak perubahan pada dirimu. Aku memang belum melihatnya, tapi kamu pasti menjadi pribadi yang lebih baik nantinya.

De, maafkan aku yang belum bisa memperlakukanmu dengan baik ketika kamu sakit, karena yang bisa kulakukan hanyalah berdoa dan memberikanmu bubur ayam supaya kamu mau makan agar kamu lekas sembuh pada waktu itu. Kamu orang yang pertama, yang bisa membuatku takut kehilangan dirimu, dulu ketika aku sudah sama kamu, tapi aku masih menyimpan foto perempuan lain walaupun itu foto teman-temanku, kamu marah, aku salah, tak seharusnya aku melakukan itu. Bahkan sampai saat ini, aku tak pernah menyimpan foto perempuan lagi entah dari BBM atau lainnya walaupun itu foto temanku. Terimakasih telah membuatku tak melakukan hal itu lagi, walaupun aku sudah tak bersamamu lagi sekarang.

Yang terakhir, kamu sekarang sudah 20 tahun, sudah semester 6 juga, mau KKN lagi, aku doakan semoga kamu bisa KKN ditempat yang kamu inginkan, diberi kelancaran selama KKN. KKNlah dengan baik, jangan neko-neko pokoknya, agar dapat nilai A sama sepertiku.
Kamu mungkin akan menyelesaikan kuliah 1 tahun lagi, artinya diumur 21 tahun kamu akan menjadi seorang Sarjana, buat bangga kedua orang tuamu, kakak-kakakmu, dan orang yang memberimu semangat selama kamu mengerjakan skripsi nanti. Semoga kelak kamu menjadi Pengacara atau PPAT yang baik, atau jika kamu ingin melanjutkan studi S2, lakukanlah. Aku berdoa semoga kamu bisa menjadi Dosen yang baik nantinya, amin. Sehat selalu ya De.

Sabtu, 11 Februari 2017

Membahagiakan Kedua Orang Tua

Sebagai anak bungsu, mungkin akulah yang paling dekat dibandingkan kedua kakakku. Setelah aku lulus dari SMK, aku ingin kuliah di UGM, karena kakak keduaku dan bapakku kuliah di UGM. Alhamdulillah impianku tercapai, aku bisa kuliah di UGM. Masuk pada tahun 2011, bertemu teman baru, tempat baru dan beradaptasi dari sekolah ke perkuliahan.

Aku bersyukur sejak tahun pertama kuliah, aku sudah diberikan sepeda motor untuk menunjang kegiatan kuliah. Ketika itu usiaku baru menginjak 18 tahun, masa remaja kata sebagian orang, masa mencari jati diri. Di semester 2, aku semakin banyak teman, ada salah satu temanku, dia baru saja dibelikan motor, dan motornya lebih bagus dari motorku.

Disinilah emosi jiwa remaja muncul, aku bilang ke bapak, pak temanku punya motor baru, aku ingin motor seperti dia, lalu bapakku menjawab, kamu sudah punya motor, itu motor baru satu tahun, masih bagus jadi bersyukurlah. Aku tetap meminta, tapi bapakku bilang, kamu mau motor baru, tapi kamu tidak usah kuliah ya. Disitu aku terdiam seribu bahasa.

Sampai pada umurku yang 20 tahun, aku baru tahu, perjuangan kedua orang tuaku begitu berat, untuk biaya kuliahku, untuk bayar cicilan motor, dan untuk biaya hidupku di Jogja yang begitu besar. Bapak Ibu, maafkanlah anakmu ini yang selalu meminta tanpa bisa memberi. Aku akan membahagiakan kalian dengan mendapatkan gelar Sarjana nanti, amin.